6

[Drabble] Someday…

image

“Maaf, tapi kurasa ini yang terbaik.” ucap gadis itu sambil menundukkan kepalanya. Suaranya bergetar. Tak perlu melihat wajahnya, mendengar suaranya saja orang lain pasti tahu kalau ia sedang menangis.

“Apa maksudmu?” Pemuda tampan itu terpaku, tak mengerti dengan apa yang baru saja diucapkan oleh gadis dihadapannya itu.

“Mulai saat ini aku akan berhenti. Aku akan berhenti mengejarmu. Aku akan berhenti berusaha untuk meraihmu.” Gadis itu masih menunduk. Tetesan gerimis yang mulai turun kini membasahi rambut panjangnya.

Continue reading

Aside
16

[Drabble] Night Like This…

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

On the night like this, feeling so lonely.
And, I miss you.
Again.

Di malam yang seperti ini, saat suara hujan yang turun memenuhi ruangan, kaca jendela tampak berembun dan angin menelusup masuk menggoyangkan tirai.
Di malam yang seperti ini, saat suara teredam pemanas ruangan yang sedang bekerja menjadi latar belakang lain selain rintik hujan.
Di malam yang seperti ini, saat kau merasa sangat lelah setelah melalui hari yang berat dan duduk di sofa panjang dibawah jendela memandangi jalanan basah di luar.
Di malam yang seperti ini, saat selimut tebal yang sengaja kau ambil dari dalam lemari melilit erat tubuhmu, melakukan tugasnya melindungimu dari serangan angin nakal yang berusaha menelusup masuk namun tak berhasil karena kau masih merasa kedinginan.
Di malam yang seperti ini, saat kau merasa sangat kesepian dan berpikir betapa menyenangkannya kalau dia ada disini. Menghalau angin nakal dengan memelukmu erat dan menghangatkanmu.
Di malam yang seperti ini, saat keberuntungan ada di pihakmu dan kau mendengar suara bel yang berbunyi diiringi suara kenob pintu yang diputar dan langkah kaki yang tak asing.
Di malam yang seperti ini, saat ia sedang tidak punya jadwal dan sedang tidak ada latihan dan memutuskan untuk mengunjungimu. Dengan dua gelas cappucino hangat ditangannya, tak lupa juga membawa senyuman manis kesukaanmu.
Di malam yang seperti ini, saat hawa yang dingin, ruangan yang remang dan kesepian yang menjalar mulai berubah.
Di malam yang seperti ini, saat kau menatapnya penuh makna, tanpa sepatah kata ia langsung meletakkan gelas ditangannya ke atas meja, mengerti apa yang kau inginkan.
Di malam yang seperti ini, saat ia menghilang untuk sesaat kemudian kembali dengan membawa selimut tebal lainnya dan menghamparkannya diatasmu. Kemudian kau merasakan hangat tubuhnya dari balik punggungmu dan kedua tangannya yang melilit erat pinggangmu.
Di malam yang seperti ini, saat kau menyandarkan kepalamu di dada bidangnya dan membiarkan dagunya bermain-main di puncak kepalamu.
Di malam yang seperti ini, saat kata-kata tak lagi dibutuhkan. Hanya ada kehangatan yang menjalar memenuhi ruangan.
Di malam yang seperti ini, saat hanya ada kau dan dia. Dan kau tak tau apa yang membuatmu bisa sangat beruntung memilikinya.
Di malam yang seperti ini, saat kau berfikir betapa bahagianya bila setiap malammu adalah malam yang seperti ini.

-enD-

Can’t sleep. Dan inilah yang terjadi~~
harap maklum kalo ngawur ^^

And as always
Need- Need ur Comment Please—-

Love, Love and Only HaeLove

Aside
13

[Drabble] You, Me and Love…

You and Me

Forget everything.
‘Cause this only about You, Me and Love…

 

Aku selalu senang menatapmu. Begitu takjub dengan wajah tampanmu. Terpesona dengan indahnya senyummu. Kagum pada tulang rahang yang membingkai sempurna wajahmu. Terpana pada merahnya bibirmu. Dan jatuh cinta lagi dan lagi pada dua bola mata indah berwarna hitam bening milikmu.

Aku selalu suka mendengarmu. Suka dengan suara rendahmu yang begitu lembut seakan-akan sedang berbisik, terheran dengan kekuatannya yang entah bagaimana selalu bisa menenangkanku. Aku juga suka mendengar nyanyianmu. Setiap kali kau bersenandung membuatku terpaku. Terpaku melihat bagaimana caranya ia membuat hariku berubah riang.

Aneh. Berapa kalipun aku memikirkannya tetap saja terasa aneh. Bisa melihat wajah tampanmu sedekat ini dan mendengar suara lembutmu yang ditujukan hanya padaku masih membuatku tak percaya. Seperti malam ini saat kita duduk berhadapan, dipisahkan sebuah meja penuh makan malam yang sengaja kita letakkan di taman belakang apartemenku, menikmati malam musim panas yang cerah dengan angin yang bertiup menyenangkan, aku kembali merasa tak percaya.

Wae? Apa aku begitu tampan?”

Continue reading