[SongFic] A Broken Hearted Letter…


Note : Ini ff kemarin aku buat untuk ikut lomba Songfic Contest di Jinhaexy,tpi gak menang sih… Walopun gitu, aku cuma pengen bilang, dari sekian ff yang aku buat, ini ff yang rasanya paling sulit en paling butuh perjuangan pengerjaannya.

Ini memang gak terlalu bagus kalau mau disebut SongFict, tapi aku definitely suka banget sama yang satu ini. Butuh perasaan yang benar-benar dalam untuk buatnya. Dan rasanya otakku terkuras untuk merangkai kata demi katanya. Lebay sih tapi emank gitu, mau bilang apa coba?? #slapped

Ini ceritanya sebuah surat. Jadi semuanya adalah monolog. Tak ada kalimat aktif didalamnya kecuali dibagian akhirnya. Jadi kalau setelah bacanya ngerti, ya sukur.. Tapi kalo setelah bacanya justru sakit kepala, yah beli panadol aja deh… #kabuuurrr..


Title                 : A Broken Hearted Letter

Author           : Hae-Yaa (onlyhaeya.wordpress.com) (@Yeonng_)

Genre              : SongFic, Angst(?)

Cast                  : Lee Donghae, Lee Haejin

Backsound                  : – Can’t Let You Go Even If I Die -2AM

Supporting Sound       :

– Eotteokhajyo (What Do I Do) – Jisun

– Flowerpot – Loveholic

– Don’t Say Goodbye – Davichi

– Nomu Hamnida – Kyuhyun @ Immortal Song

==================================================================================

 

Why do you lie, saying it’ll be okay?
How will my heart that hurts this much
Be healed so easily?
How will I live without you?

 

Haejin-ah…

Kau pembohong besar. Katamu, rasanya tak akan sakit. Katamu, waktu akan menyembuhkanku. Tidak. Kau bohong. Kau membohongiku. Ini sakit sekali. Menyakitiku. Bahkan sekedar membayangkannya pun kau tak akan sanggup. Rasa sakit ini seakan mengoyakku. Menguliti setiap inchi tubuhku. Mencabik paksa hatiku keluar dari tempatnya. Berteriak, menangis, tak satupun bisa membuatku lebih baik. Kepedihan ini tak akan ada seorang pun yang sanggup menanggungnya. Tidak juga aku.  Aku sadar, aku terlalu sombong Haejin-ah. Tadinya kupikir aku pasti akan bisa menahannya, aku pasti akan baik-baik saja seperti katamu. Tapi nyatanya tidak. Aku salah besar. Aku tidak ingin mengatakannya tapi aku tidak baik-baik saja. Hanya bisa melihatmu dari kejauhan tanpa bisa menggenggam tanganmu, membuatku merasa lemah. Hanya bisa memandangmu tanpa bisa meraihmu, membuatku merasa bodoh. Hanya bisa terdiam tanpa bisa menghapus air mata yang mengalir membasahi pipimu, membuatku tampak menyedihkan. Itu terlalu menyiksa. Kau tidak akan pernah tau rasanya. Aku bahkan ragu kau ingin tahu. Tapi tidak, kau tidak perlu tahu bagaimana rasanya. Aku tidak akan mengizinkanmu membayangkannya. Ini terlalu berat. Dan kau! Bukankah kau sendiri yang mengatakan kalau waktu akan membantuku. Bukankah kau sendiri yang bilang kalau waktu akan jadi temanku?? Tapi lihat apa yang terjadi. Ia justru ikut memusuhiku. Sama sepertimu. Kenapa tak ada satupun yang ingin menolongku?? Kenapa rasanya seluruh dunia ikut membohongiku?? Kau mau tau Haejin-ah, sang waktu yang kau sebut-sebut itu sama sekali tidak membantuku seperti yang kau katakan. Ia bahkan tak sanggup membuatku melupakanmu. Ia bahkan tak ingin membantuku membuang memori tentangmu. Aku bukannya tidak berusaha Haejin-ah. Aku sudah mencobanya. Berkali-kali aku sudah berusaha menghapus sosokmu dari hidupku. Aku sudah mencoba melepaskanmu. Tapi sekali lagi kukatakan, aku tidak sanggup, aku tidak akan mungkin sanggup melakukannya. Semua ini terlalu menyakitkan untukku. Lukanya terlalu besar untuk kutanggung sendiri. Bagaimana caraku menahannya?? Sampai kapan aku harus menahannya?? Apa yang bisa kulakukan Haejin-ah?? Bagaimana caranya hidup kalau seperti ini??

 

That’s why I Can’t let you go, even if I die
How am I supposed to let you go?
Whether you go or leave, fix my heart
If you can’t fix it so that I won’t be in pain
So that I can at least live
I wouldn’t be able to live anyway
I can’t let you go, even if I die

 

Haejin-ah…

‘Menyakitkan’ bukan kata yang tepat untuk menggambarkan apa yang kurasakan. Tapi aku sendiri tak menemukan kata yang tepat untuk mendeskripsikannya. Mencoba melupakanmu sama mustahilnya dengan mencoba melupakan orang yang bahkan belum pernah ku temui. Semuanya nonsense; Kenapa semua yang berhubungan denganmu terasa tidak masuk akal?? Kenapa segala hal tentangmu rasanya tidak mungkin?? Apa memilikimu pun tidak akan pernah mungkin Haejin-ah?? Ah, aku ingin memberi tahumu satu hal. Apa kau ingin dengar?? Aku, setiap malam aku berdoa pada Tuhan. Meminta-Nya membantuku menghilangkan segalanya tentangmu. Tiap malam yang kulakukan adalah memohon pada-Nya, berharap dirimu terbunuh dan tak ada lagi dalam hatiku. Aku hanya ingin meminta agar sekelebat bayangmu pun tak lagi ada dalam duniaku. Dalam doaku aku meminta agar tak lagi ada sosokmu terbayang dalam mimpiku. Bisa membuangmu jauh-jauh dari ingatanku, selalu menjadi harapanku. Tak lagi memikirkanmu. Tak lagi menyukaimu. Berharap aku bisa berhenti mencari-carimu. Berharap aku berhenti menulis namamu di setiap lembar hariku. Semua itu kulakukan di tiap-tiap malamku Haejin-ah. Tapi yang membuatku tak habis pikir, Kenapa semua permintaanku justru berakhir pada dirimu. Kenapa segala hal tentang hidupku selalu berhubungan denganmu. Kenapa duniaku bergantung pada kehadiranmu. Lalu bagaimana jadinya kalau kau pergi?? Bagaimana dengan duniaku kalau kau pergi?? Siapa yang harus kusalahkan Haejin-ah?? Haruskah aku menyalahkan Tuhan karena tak juga mau membantuku memusnahkanmu dari duniaku?? Tak bisakah DIA sedikit berbaik hati dan menolongku agar mampu hidup tanpamu?? Tch- kau tau aku tak mungkin melakukan itu kan?? Dan ari segala hal ini kau tau apa yang paling menyakitkan??  Bukan karena kau lupa saat-saat dimana kau mengatakan kau mencintaiku. Bukan karena kau lupa saat kau mengatakan selalu ingin bersamaku.  Yang paling menyakitkan itu saat kau tau aku akan terluka , saat kau tau aku tak akan hidup kalau kau pergi tapi tetap melakukannya. Kalau seperti itu, hidup rasanya mustahil, tapi mati pun tak lebih baik. Kau mendengarku kan Haejin-ah?? Apa setelah tahu semua ini kau masih ingin pergi dariku?? Bagaimana caranya hidup kalau seperti ini?

No matter how much you push me away
I’ll hold onto you until the end
So that you won’t be able to go anywhere
 
 
Haejin-ah…

Pernahkah kau membenci seseorang begitu besar sampai-sampai kau ingin ia pergi dan tak pernah kembali tapi tetap begitu mencintainya, tahu kalau kau akan mati kalau ia benar-benar melakukannya?? Ya, Haejin-ah. Aku membencimu. Setiap kali kau mengatakan ingin pergi dariku, aku sangat membencimu. Kenapa rasanya mudah sekali bagimu mengatakan hal seperti itu?? Apa kau tak tahu bagaimana rasa sakit yang menyiksaku setiap kali kau mengucapkannya?? Satu tahun kita bersama. Dan bertahun-tahun yang kugunakan untuk menunggumu, berharap kau mengenalku dan tahu siapa jati diriku yang sebenarnya. Tidakkah waktu itu cukup untukmu melihat bagaimana perasaanku?? Tidakkah itu cukup membuatmu menyadari arti pentingnya dirimu dalam duniaku?? Bukan hanya sekali dua kali kau bilang ingin pergi dariku. Dalam setahun, apa kau ingat berapa kali kau sudah mengatakannya?? Apa kau lelah Haejin-ah?? Apa mencintaiku terasa begitu melelahkan?? Apa hanya untuk bisa bersamaku menguras habis seluruh perasaanmu?? Kenapa harus berpisah?? Tak bisakah bertahan sedikit lagi saja?? Sekian lama kita bisa bertahan, kenapa kali ini harus menyerah?? Aku sudah hancur. Aku sudah hancur karena membiarkan diriku jatuh di pelukanmu. Lagipula apa yang kau harapkan?? Bagaimana caranya aku tersenyum saat aku tahu aku telah kehilanganmu?? Tidakkah kau rasa ini terlalu kejam?? Hanya sedikit salah paham, kau ingin pergi dariku. Hanya sedikit cemburu, kau minta berpisah denganku. Bukankah cemburu itu tanda cinta?? Bukankah cemburu itu tandanya kau begitu penting untukku?? Aku cemburu padamu itu artinya aku hanya punya dirimu, dan aku tak suka ada satu orang pun yang mendekati satu-satunya kepunyaanku. Aku tahu, tak adil rasanya kalau aku hanya menyalahkanmu, karena aku juga bersalah. Aku juga bersalah karena sudah membuatmu sampai berpikir untuk pergi. Aku bersalah banyak padamu. Terlalu banyak yang tak bisa kulakukan untukmu. Tapi, kita tak seharusnya berakhir seperti ini Haejin-ah. Tidak, bukan itu yang ingin kukatakan. Kita tidak seharusnya berakhir. Tidak akan ada kata ‘akhir’ dalam perjalanan kita. Setiap orang punya caranya sendiri untuk bertahan, dan inilah cara yang kupilih. Aku yang akan berjuang. Aku yang akan memastikan tak akan ada ‘akhir’ untuk kita. Lalu mengapa memangnya kalau Tuhan tak ingin membantuku?? Mengapa memangnya kalau waktu tak ingin menolongku?? Apa perdulinya sekalipun seluruh dunia memusuhiku?? Aku, Lee Donghae yang bodoh dan tak berguna ini mencintaimu. Sekali lagi kukatakan Lee Donghae ini mencintaimu. Hanya itu yang perlu kau tahu. Aku tak perduli segala omong kosong tentang dunia. Aku akan bertahan. Aku akan berusaha. Tidak ada yang boleh membuat kita berpisah. Siapa yang berani menghalangiku?? Tak akan ada yang boleh dan tak akan ada yang bisa.

If you’re really going to leave, then lie
That we should meet again tomorrow
That we should meet as we smile
If breaking up wasn’t a joke
 
Haejin-ah… Haejin-ah… Haejin-ah…

Apa kau pernah dengar kata-kata seperti ini ‘saat kau merindukan seseorang, sebut namanya 3 kali dan ia akan merasakan apa yang kau rasakan’. Aku sudah memanggil namamu ribuan kali, apa kau tidak mendengarnya, apa kau tidak juga merasakannya. Mengapa Haejin-ah?? Apa orang-orang itu membohongiku lagi?? Tolong berhentilah membohongiku. Aku tak ingin lagi menangis. Aku sudah berjanji untuk tidak menangis. Aku sudah berjanji, walaupun ini sangat menyakitkan, aku akan berpura-pura kalau ini tidak berarti. Walaupun air mata mengalir aku akan berusaha menyembunyikannya. Tapi lihat apa yang kulakukan sekarang. Aku menangis. Aku sendirian dan aku menangis. Aku benar-benar bersumpah untuk selalu tertawa. Walaupun ini membunuhku tapi sampai mati aku berjanji aku akan tetap tersenyum untukmu. Tapi tolong maafkan aku, air mata bodoh ini mengkhianatiku. Bagaimana caraku menghentikannya?? Lagi dan lagi aku memaafkanmu. Aku bahkan memaafkanmu untuk sesuatu yang aku bersumpah pada diriku sendiri tak akan pernah memaafkan orang yang melakukannya. Tapi aku selalu melakukannya untukmu. Apa kau lihat, kau tetap menyakitiku dan aku tetap memaafkanmu; Kebiasaanmu yang datang dan pergi sesuka hatimu terkadang membuatku ingin menyerah. Aku ingin berhenti mencintaimu tapi hatiku tidak mengijinkan. Terkadang aku merasa muak dengan semua ini, tapi hanya dengan melihat senyummu membuatku kembali bangkit. Pernahkah kau sekali saja berfikir, Lee Donghae, si bodoh ini, bagaimana caranya hidup kalau kau pergi. Lee Donghae yang tak berguna ini, bagaimana dia akan bertahan?? Apa yang bisa dilakukannya tanpa kau disampingnya?? Tidak hanya aku yang merasa terluka Haejin-ah, aku tahu kau juga merasakannya. Aku mengerti itu. Tapi bagaimana bisa kau melakukan hal ini padaku. Bagaimana bisa kau memintaku melupakan ikatan kita?? Bagaimana bisa kau meminta aku melupakan ‘kau dan aku’ ?? Bodoh. Kau bodoh, Haejin-ah. Itu permintaan paling bodoh yang pernah kudengar dari bibirmu; Sekarang 13 minggu, 4 hari, 9 jam sudah  semenjak kau memintaku melepasmu. Semenjak itu aku selalu menghitung waktu yang kulalui sendirian. Apa kau heran bagaimana caraku menghitungnya Haejin-ah?. Mudah saja. Karena tak ada hal yang lain yang bisa kulakukan selain menghitung waktu. Setiap detik tak henti-hentinya berharap kau datang dan tersenyum padaku sambil mengatakan kalau ini semua bohong. Kalau ini semua hanya lelucon bodohmu yang ingin mengerjaiku karena sedang kesal padaku. Tapi tidak. Sampai detik ini aku masih menunggumu, tapi kau tak juga datang padaku. Setelah waktu yang kita habiskan bersama. Tak bisakah kau berbohong saja?? Tak apa jika kau memang ingin pergi, tapi tak bisakah bilang kalau kau akan kembali?? Sekali saja cukup, katakan kau akan kembali. Aku akan menunggu. Aku pasti akan menunggu. Waktu yang kupunya cukup untuk menunggumu. Karena untuk orang yang ingin mencintai, waktu itu abadi.

We went through so much time together
How are you telling me to live by myself now?
I can’t do that, I can’t

 

Haejin-ah…

Aku merindukanmu. Rindu menghirup udara yang sama denganmu. Rindu menapakkan kaki di tanah yang sama denganmu. Rindu berayun bersama tanpa sepatah katapun, membebaskan perasaan yang timbul dan membiarkan keheningan yang menyenangkan menemani kita.; Aku hanya ingin memberi tahu bagaimana senangnya bisa merasakan telapak tanganmu yang menggenggam jari-jariku. Bagaimana indahnya memandangi angin yang selalu rindu bermain dengan rambutmu. Memandangimu yang tertidur dibawah terik siang taman, menikmati manisnya tawa merdumu saat melihat pantai, menertawai pekik senangmu saat ombak menyentuh kakimu. Merekam setiap gerakanmu dan menyimpannya dalam otakku adalah hal yang selalu membuatku tersenyum. Ketika hidup memberiku seratus alasan untuk menangis, kau datang membawa seribu alasan untukku tersenyum. Memandangimu sama menakjubkannya seperti memandangi malaikat. Siapa yang perduli kalau malaikat itu ada atau tidak?? Siapa yang perduli kalau malaikat itu hanya khayalan?? Karena kau memang malaikatku. Malaikat kecilku. Malaikat yang tercipta hanya untukku. Yang menerangi duniaku. Yang membuatku bernyanyi di setiap malam-malamku. Yang membuatku tersenyum di setiap hari-hariku. Malaikat yang mengisi kisah cintaku. Yang menulis di setiap lembar buku hidupku. Yang membuatku merasakan sedih, senang, tangis, bahagia, tawa, suka dan duka, segalanya; Hari ini hanya satu dari hari-hari dimana aku selalu mengingatmu.. Setiap lagu yang kudengar mengingatkanmu padamu. Setiap hal yang kulakukan pasti ada hubungannya denganmu. Tapi aku benci hari seperti hari ini. Karena itu hanya mengingatkanku pada sesuatu yang tak lagi kumiliki. Terkadang aku berfikir, mengira-ngira apakah mungkin suatu hari nanti aku akan terbangun dan tak mengingat kalau kau pernah ada. Tapi kenapa rasanya tidak mungkin?? Aku?? Tidak mengingatmu?? Apa kau kira hal bodoh itu masuk akal?? Tapi aku tetap bertanya-tanya. Apa yang kau rasakan kalau aku benar-benar melupakanmu suatu hari nanti?? Apakah kau akan menangisiku?? Ah, maafkan aku, tapi entah mengapa membayangkannya membuatku tersenyum. Bukannya aku ingin membuatmu menangis, tapi entahlah… Kau pasti mengertikan apa yang kumaksud??

 

I can’t let you go, even if I die
I really can’t let you go
How am I supposed to let you go?
I can’t let you go
Whether you go or leave, fix my heart
If you can’t fix it so that I won’t be in pain
So that I can at least live
I wouldn’t be able to live anyway
I can’t let you go, even if I die


Haejin-ah…

Kata mereka kalau aku mencintai seseorang itu artinya aku harus melepaskannya Kalau dia kembali itu artinya dia memang untukku. Tapi jika tidak itu artinya dia memang bukan takdirku. Tapi kau tahu Haejin-ah?? Aku pengecut. Aku tahu aku penakut tapi aku tidak tahu kalau aku sepengecut ini. Aku terlalu takut untuk melepaskanmu, aku terlalu takut membiarkanmu pergi. Bagaimana kalau kau benar-benar pergi?? Bagaimana kalau kau memilih untuk tidak akan kembali?? Aku mungkin orang yang paling egois yang pernah kau kenal Haejin-ah, aku tahu itu. Aku tidak sanggup membiarkan diriku terluka kalau kau meninggalkanku. Aku tak sanggup membayangkan apa yang akan terjadi padaku kalau kau tak kembali. Aku hanyalah pecundang yang berengsek. Dan ketakutanku ini membuatku melakukan hal bodoh. Maaf kalau aku mengatakan ini, tapi aku pernah mencari. Mencari seseorang. Seseorang yang bisa mengobatiku. Seseorang yang mau membalut semua lukaku, dan menggantikan semua rasa sakitnya dengan kesejukan. Namun, sudah begitu lama aku mencari, tapi tak juga menemukan. Luka dan perih yang dulu kau tinggalkan kembali terasa, membuatku lemah. Luka ini seperti ingin menenggelamkanku. Aku sudah berusaha bangkit dan kembali mencari tapi tetap tidak mendapatkan. Akhirnya aku pun menyerah, menyerah dalam keputusasaanku sendiri dan memilih menunggu. Menunggu satu-satunya orang yang bisa mengobatiku. Kau- aku menunggumu kembali dan mengobati semua lukaku. Kembali padaku dan mengisi duniaku lagi. Aku menunggumu…

Saranghandago,

Lee Donghae…

=====================================================================================

Lelaki tampan berwajah pucat itu melipat surat yang baru saja ditulisnya itu hati-hati dan memasukkan ke dalam sebuah amplop berwarna merah. Di amplop itu ia kembali menulis dengan tinta emas miliknya.

Untuk malaikatku,

Lee Haejin

 

Lelaki itu kemudian tersenyum dan mengecup surat merahnya. Ia lalu membuka sebuah kotak hitam dan memasukkan surat itu kedalamnya. Dan disitulah nasib surat itu berakhir bersama surat-surat lainnya yang beramplop sama dan ditujukan untuk orang yang sama. Lelaki tampan itu kemudian beranjak menuju tempat tidurnya dan berharap malam ini ia akan bermimpi indah. Mimpi kalau malaikatnya datang menemuinya dan kembali padanya, selamanya. Semoga.

=enD=

And as always
Need- Need ur Comment Please—-

Love, Love and Only HaeLove


8 thoughts on “[SongFic] A Broken Hearted Letter…

  1. eiy sakit hati bcanya.. Itulah knp aku ga terlalu suka bca yg sad sad suka kbwa sdh.. Tpi, dbaca juga hhay
    SS4INA CONFIRMED nonton ga?

    • hahaha..
      tapi aku justru lebih suka baca ff galau-galau..
      cuma gak pande buatnya..

      gak, aku gak nonton.
      pasti gak dikasih..

      kamu mau nonton ya??
      Irinya~~~ (,_,)

      • pengen bnget nonton tpi, belum apa2 udah dcemberutin sama mama.. Ga dpt izin
        padahal pngen bnget nntn.. 😦

      • Ah, syudahlah…
        Aku mau bagaimanapun, tetap gak bisa nonton.
        Mau galau2 berminggu2 juga gk ada gunanya..

        Ahh, aq gk mau dengar lg tntg itu..
        Bikin sedih hati.. (´_`。)

  2. eiyyy~ sedih amat yak ToT
    i liked his words. jeongmal!
    setiap kata-katanya ah, benar-benar menghanyutkan. tapi yang bikin jleb-nya itu loh ternyata itu surat cuman berakhir di sebuah kotak hitam. rrr~ suram amat, udah cape2 nulis pake tinta emas pula, taunya haejin ga pernah menerima surat itu ToT

    • Yepp, emank ceritanya sedih..
      Sebenarnya ceritanya si donghae-nya udah setengah gila, cuma gak tega buatnya..

      :: Hae-hae, rela gak dibuat jd orang gila??
      #digeplak hae-hae…

      Gomawo sudah baca.. 🙂

Leave a reply to uciperuzzi Cancel reply